LOMBOK TIMUR – Mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram (Unram) sosialisasikan rumah sehat tahan gempa. Kegiatan itu berlangsung di Kantor Desa Teros, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Kamis 26 Januari 2023.
Dosen Jurusan Teknik Fakultas Teknik Unram, Dr. Ngudiyono menyampaikan, rumah sebagai tempat tinggal harus memenuhi persyaratan berdasarkan aspek-aspek kesehatan. Misalnya tersediaan air bersih, kamar mandi dan jamban, ventilasi dan pencahayaan cukup, sistem pembuangan air limbah dan sampah, tidak padat penghuni dan keselamatan, serta keamanan bangunan.
“Bangunan harus mampu menerima beban-beban yang bekerja, baik itu beban mati, hidup, bencana gempa dan angin,” kata Ngudiyono.
Menurutnya, ketika terjadi gempa ringan, maka bangunan tidak boleh mengalami kerusakan. Baik pada komponen non-struktural maupun pada komponen struktural.
Kemudian jika terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-struktural, seperti pintu, jendela, lantai, plafon, dinding retak. Sementara komponen struktural, seperti kolom, balok dan sloof tidak boleh rusak.
“Tapi jika terjadi gempa besar, maka bangunan boleh mengalami kerusakan, baik pada komponen non-struktural maupun komponen struktural,” terangnya.
Dijelaskannya, persyaratan pokok dalam membangun rumah tahan gempa harus tetap memperhatikan kualitas material, keberadaan dan dimensi struktur, memastikan seluruh element struktur utama tersambung dengan baik, serta mengedepankan mutu pengerjaan yang berkualitas.
“Prioritas utama dalam membangun bangunan tahan gempa yakni mencegah terjadinya korban dan memperkecil kerugian harta benda,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unram, Tri Sulistyowati menambahkan, untuk mendukung upaya pengurangan resiko bencana diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah (regulator), masyarakat (akselerator), media (pengganda), akademisi-pakar (konsep dan inovasi) dan dunia usaha (pendorong).
“Kunci utama pemberdayaan masyarakat menuju desa tangguh bencana ialah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Khususnya di daerah rawan bencana gempa bumi,” tegasnya.
“Kita pastikan struktur dan letak rumah itu terhindar dari resiko berbahaya. Bila perlu harus dipasang rambu-rambu jalur evakuasi di tengah pemukiman,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Desa Teros, Patria Kusniadi menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KKN-T Unram. Baginya, sosialisasi tersebut bisa menambah pengetahuan tentang bagaimana membangun rumah sehat tahan gempa sesuai standar.
Terlebih lagi, Pulau Lombok merupakan salah satu wilayah yang rentan bencana gempa. Disatu sisi masih banyak konstruksi bangunan yang belum memenuhi standar.
“Kami berharap hasil sosialisasi bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya. (red)