Biaya Produksi Tinggi, Harga Beras di Lombok Tengah Meroket

LOMBOK TENGAH – Tingginya harga beras di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dipicu akibat kenaikan harga gabah. Kendati demikian, Pemerintah Daerah (Pemda) Loteng melalui Dinas Ketahanan Pangan mengklaim tidak ada kelangkaan maupun kekurangan stok beras.

“Tingginya harga beras ini mengikuti melonjaknya harga gabah. Harga gabah saat ini mengalami kenaikan menjadi Rp. 7 ribu perkilo dan Rp. 700 ribu perkwintal,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Lalu Satriadi, kemarin.

Menurutnya, kenaikan harga gabah dan beras diakibatkan faktor kebutuhan produksi pertanian yang semakin tinggi, ditambah dengan sulitnya para petani mendapatkan pupuk. Disatu sisi, hasil pertanian tidak sebanding dengan biaya produksi.

Baca juga : Management FEC Lombok Diduga Catut Nama Bupati Loteng

“Kami memang surplus tapi petani tidak mau rugi. Harga sarana produksi pertanian naik, biaya tenaga kerja mahal dan ditambah dengan biaya pengangkutan,” terangnya.

“Mau tidak mau harga beras mengalami kenaikan. Saat ini harga beras berkisar diangka Rp. 12 ribu hingga Rp. 13 ribu perkilo,” sambungnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan beras di Loteng, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan. Untuk menghindari penyalahgunaan dari mitra, pihak Bulog mendistribusikannya sekali seminggu.

Baca juga : Kades Beraim Sesalkan Ulah Oknum Pendamping PKH, Disos Loteng : Kami akan Berikan Sanksi Tegas

“Kami terus kontrol ketersediaan stok beras. Kemarin kami dapat informasi jika harga beras di Bulog juga mengalami kenaikan per satu September,” terangnya.

Kendati demikian, lanjutnya, saat ini stok beras di Bulog masih tercukupi untuk beberapa bulan ke depan. Begitu juga dengan jatah beras untuk Loteng masih aman. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *