Lombok Tengah Siaga Darurat Kekeringan, Kecamatan Praya Timur Terparah

LOMBOK TENGAH – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) telah megeluarkan status siaga darurat kekeringan terhitung sejak tanggal 5 Juli 2023. Hanya saja sejauh ini yang terparah dampak kekeringan yakni Kecamatan Praya Timur.

Kepala BPBD Loteng, H. Ridwan Ma’ruf melalui Jabatan Fungisional, Arida mengatakan, terhitung bulan Juli 2023 Loteng sudah ditetapkan statusnya sebagai siaga darurat kekeringan. Bahkan hingga bulan ini (September, red) sudah enam kecamatan yang dilanda kekeringan. Diantaranya Kecamatan Praya Timur, Praya Tengah, Praya, Praya Barat, Pujut, dan Jonggat.

“Hanya saja yang terparah yakni Praya Timur. Jika dilihat dari permintaan air bersih setiap harinya,” kata Arida, Selasa 12 September 2023.

Baca juga : 78 Bangunan SD Rusak Parah, Disdik Lombok Tengah Minta Dana ke Pusat

Dijelaskannya, di Praya Timur sendiri, desa yang terparah adalah Semoyang. Bahkan di desa tersebut sudah 20 tangki air bersih yang disalurkan yang tersebar di 10 dusun. Kemudian disusul Desa Kidang 10 tangki air bersih di enam dusun. Selanjutnya di Desa Labulia sebanyak 6 tangki di enam dusun dan Puyung 4 tangki di empat dusun.

“Intinya, sejauh ini kami sudah menyalurkan 52 tangki air bersih di enam kecamatan,” terangnya.

Sementara jumlah jiwa yang terdampak kekeringan di Loteng sebanyak 231.622 jiwa dan tersebar di enam kecamatan. Seperti halnya, Praya Timur total jumlah terdampak adalah 33.119 KK, Praya Tengah 33.533 KK,   Praya 3.210 KK, Praya Barat 42.160 KK terdampak, Pujut 56.140 dan Kecamatan Jonggat sebanyak 24.424 KK.

Baca juga : Dapodik Loteng Dinilai Amburadul, Legewarman : Disdikbud Loteng Harus Lakukan Reformasi Total

“Sejauh ini stok air bersih masih aman. Walaupun jatah air bersih sesuai anggaran hanya 100 tangki,” ujarnya.

“Jika nanti stok air bersih sudah habis, kami berharap ada bantuan dari steakholder lainnya,” sambungnya.

Lebih jauh ia menambahkan, memang sejauh ini masyarakat sudah mendapatkan air bersih dari instansi lain, seperti PDAM, Bank NTB, BWS dan Dinas Sosial Loteng. Ia berharap persoalan kekeringan ini bisa selesai, sehingga masyarakat tidak lagi kesusahan dan resah terhadap air bersih. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *