LOMBOK TENGAH – Pemda Lombok Tengah (Loteng) kembali akan melakukan pertemuan dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) usai event MotoGP. Tujuannya, untuk mempertanyakan dan memperjelas terkait lahan milik Pemerintah Daerah (Pemda) Loteng seluas 9 hektare yang hingga kini belum terselesaikan.
“Usai MotoGP kami akan berkoordinasi dengan ITDC soal lahan ini. Dari awal kami sudah minta ITDC segera selesaikan, karena lahan ini aset daerah,” kata Bupati Loteng, HL. Pathul Bahri, kemarin.
Dikatakannya, pola penyelesaian lahan tersebut tidak hanya melalui pembayaran saja. Namun bisa juga dengan cara tukar guling. Artinya, jika mau melalui mekanisme pembayaran, nanti ada tim appraisal yang menentukan harga. Sementara untuk tukar guling, pihaknya terbuka dengan lahan mana saja.
Baca juga : Pathul Bahri Tunggu Skenario Tuhan untuk Maju di Pilgub NTB
Dijelaskannya, sejauh ini pihaknya sudah beberapa kali mencoba melakukan penagihan ke ITDC. Hanya saja pihak ITDC hingga saat ini belum memberikan respon positif. Akibatnya lahan itu belum selesai hingga sekarang.
“Lahan ini belum dibayar sama sekali. Kami sudah berkomunikasi dengan ITDC, tapi jawabannya tidak ada uang,” tegas politisi Gerindra ini.
Lebih jauh ia mengungkapkan, dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, peran masyarakat dan Pemda sangat besar. Menurutnya, selain mendapat dukungan yang masyarakat, Pemda juga terus melakukan pembenahan di bidang infrastruktur menuju KEK Mandalika.
Baca juga : Pemda Didesak Segera Operasikan Pasar Seni Sengkerang
“Jalan yang digunakan ini adalah jalan pemerintah, milik Pemda Loteng. Biisa dilihat jalannya sudah bagus untuk dilalui,” bebernya.
Ia menambahkan, apa yang disampaikan Pemda tersebut sebagai bentuk masukan. Sebab masih banyak hal-hal yang harus dibenahi untuk menunjang pengembangan pembangunan KEK Mandalika.
“Bahkan jalan dari masjid Nurul Bilad ke barat itu merupakan tanah Pemda. Kalau kami appraisal itu, tentu harganya mahal,” tandas Ketua DPD Gerindra NTB ini. (red)