LOMBOK TENGAH – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menggelar kegiatan perayaan Lebaran Topat di halaman kantor bupati setempat, Senin (07/04/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan tradisi masyarakat yang biasa digelar enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Bupati Loteng, HL Pathul Bahri menyatakan, tradisi lebaran topat ini adalah salah satu cara menyulam rajutan silaturahim dengan saudara, keluarga, tetangga dan sanak famili setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
Selain itu, lanjutnya tradisi ini juga merupakan wujud sukur masyarakat sasak setelah enam hari puasa sunah Syawal.
“Ini adalah salah satu warisan budaya yang memperkuat identitas kita sebagai masyarakat religius, toleran dan penuh kearifal lokal, ” kata Pathul Bahri.
Ia menegaskan, kegiatan seperti ini menjadi pengikat sosial yang mampu menjaga harmoni, mempererar silaturahim dan memperkuat rasa kebersamaan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan adat dan budaya warisan leluhur ini, sembari tetap bergerak maju dalam pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Mari kita jadikan Loteng ini sebagai daerah yang Masmirah,” tegasnya.
Selain merayakan lebaran topat, momen itu juga dirangkaiankan dengan penganugrahan gelar penghormatan “Pengerakse Gumi Tastura” pada bupati dan wakil bupati.
“Penghargaan ini begitu dalam maknanya. Penghargaan ini bukan hanya sebagai bentuk kehormatan, tetapi juga sebagai pengingat dan amanah agar kami senantiasa menjaga, melestarikan dan membangun Loteng ini dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, para tokoh adat dan mejelis adat sasak yang telah memberikan kepercayaan pada dirinya untuk memimpin kembali Loteng ke depannya.
“Kami sadari gelar Pengerakse Gumi ini bukanlah simbol semata, tapi panggilan untuk menjadi penggerak harmoni pengayom budaya dan pelindung nilai-nilai luhur masyarakat,” tandasnya. |df