LOMBOK TENGAH – Kelangkaan gas LPG 3 kilogram di Lombok Tengah (Loteng) beberapa pekan terakhir membuat masyarakat resah. Tabung gas melon semakin langka karena disinyalir digunakan dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Loteng, HM. Nursiah menegaskan, pemerintah daerah akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pihak terkait lainnya.
“Kita hanya mengawasi dan berkoordinasi. Distribusi dan kewenangan tentu ada distributor, tapi gas subsidi ini harus tepat sasaran,” kata Nursiah, Jumat (19/09/2025).
Nursiah mengungkapkan, kuota yang ditetapkan belum sepenuhnya sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Karena itu, pemerintah daerah akan segera mengusulkan penyesuaian kuota.
“Jangan sampai masyarakat terbebani akibat kelangkaan. Kami akan segera menyampaikan hasil pengawasan ini. Kalau perlu, usulan tambahan kuota akan diajukan,” tegasnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga berkomitmen mengawasi pangkalan resmi untuk mencegah permainan harga maupun penyaluran ke pihak yang tidak berhak.
Disisi lain, muncul isu bahwa sebagian LPG subsidi digunakan oleh dapur program MBG yang di sinyalir menjadi salah satu faktor Kelangkaan.
“Artinya kita usulkan kebutuhan dapur ini kepada yang mengelola, memang hasil evaluasi kita temukan dapur MBG pakai gas LPG 3 kilogram,” ujarnya.
Nursiah menyarankan, dapur penyedia MBG tidak boleh lagi menggunakan gas LPG 3 kilogram, karena penggunaan tersebut sudah ada ketentuannya.
“Itu kan sudah ada ketentuannya barang yang di subaidi dan non subsidi, termasuk gas 3 kilogram. Jadi mari kita patuhi aturan,” pungkasnya. |df

