LOMBOK TENGAH – Objek wisata Embung Penimpoh, Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah kini semakin menarik untuk dikunjungi. Pasalnya, selain dilengkapi banyak perahu kano. Wisata tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas hammock kain gratis.
“Hammock ini sebutan untuk ayunan yang terbuat dari rajutan tali atau jaring dan diikat secara terentang pada pohon, sehingga mampu menahan beban orang yang duduk atau bahkan tiduran di atasnya,” terang Kepala Desa Barabali, Lalu Ali Junaidi, Kamis 12 Januari 2023.
Ia mengatakan, pihaknya kembali memberikan terobosan baru untuk pengembangan wisata Penimpoh ini. Wisata hammock ini sengaja dibuat oleh desa dengan mengusung konsep berbeda dengan wisata-wisata lain di Lombok Tengah.
“Konsepnya wisata alam. Makanya kita bikin yang seperti ini. Ya biar berbeda dengan desa-desa lain di wilayah Loteng,” ujarnya.
Saat ini, sekitar 30 hammock telah disediakan pihak pengelola. Untuk tarif sendiri dipatok sangat murah, yakni sebesar Rp 5 ribu per orang.
“Tapi kalau untuk hari libur dan weekend penyewaaan hammock ini dibatasi waktu hanya 2 jam, karena mengantri dengan pengunjung lain,” jelasnya.
Dengan keberadaan hammock, lanjutnya, tingkat kunjungan wisatawan sudah tinggi. Mereka berbondong-bondong datang bersama sanak saudara untuk menikmati fasilitas yang ada. Mulai dari bermain hammock, piknik hingga berswafoto.
Ia menegaskan, pelibatan masyarakat menjadi kunci sukses pelaksanaan pengelolaan obyek wisata desa ini. Karena warga akan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, keindahan, keamanan dan kenyamanan pengunjung.
“Ke depan, wisata ini juga akan kami lengkapi dengan mainan bebek di embung, camping ground, spot poto, tempat jualan jajan tradisional dan taman yang super indah,” bebernya.
“Dan semua ini tentu akan kami kerjakan secara bertahap. Karena anggaran dana desa sangat terbatas,” sambungnya.
Jika desa wisata ini sudah mulai berjalan, maka tentu PADdes pun akan bertambah. Sehingga hal ini bisa diberdayakan untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
“Nanti kalau sudah beroperasi, kami akan serahkan pengelolaannya ke Bumdes dan pengelolaan wisatanya akan kita atur juga melalui Perdes,” tandasnya. (red)