Tahun Ini, Lombok Tengah Sukses Tekan Angka Kemiskinan

LOMBOK TENGAH – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) mencatat angka kemiskinan mengalami penurunan cukup signifikan pada Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Plt. Kepala BPS Loteng, Sapoan mengatakan, persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 10,68 persen, turun 1,39 persen dibandingkan Maret 2024 yang tercatat 12,07 persen.

“Jumlah penduduk miskin juga menurun dari 122,32 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 109,25 ribu orang pada Maret 2025 dari 1,09 juta penduduk, berkurang sekitar 13,07 ribu orang,” jelas Sapoan, Jumat (19/09/2025).

Ia menambahkan, penurunan angka kemiskinan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya inflasi yang relatif terkendali, pertumbuhan ekonomi yang positif, serta intervensi program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah daerah maupun pusat.

Sementara itu, garis kemiskinan pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp. 568.910 per kapita per bulan, naik 3,55 persen dibandingkan Maret 2024 yang sebesar Rp. 549.400.

“Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan masih didominasi oleh kebutuhan pokok, terutama beras dengan kontribusi 26,72 persen di perkotaan dan 31,99 persen di perdesaan,” terang Sapoan.

Selain beras, rokok kretek filter juga tercatat sebagai komoditas dengan sumbangan cukup besar terhadap garis kemiskinan, yakni 8,00 persen di perkotaan dan 5,50 persen di perdesaan. Disusul oleh telur ayam ras, daging ayam ras dan cabai rawit.

Adapun dari sisi pengeluaran non-makanan, komoditas perumahan memberi kontribusi terbesar (9,11 persen di perkotaan dan 11,72 persen di perdesaan), diikuti bensin, serta biaya pendidikan.

“Data ini menunjukkan bahwa masyarakat miskin masih sangat bergantung pada kebutuhan dasar seperti beras. Namun, rokok juga menyerap sebagian besar pengeluaran mereka, yang seharusnya bisa dialihkan untuk kebutuhan esensial lain, seperti perumahan, pendidikan dan kesehatan,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Loteng, HL. Pathul Bahri mengatakan, penurunan kemiskinan ini tentu merupakan kerja-kerja semua pihak. Selain itu, ia juga menyebut menurunkan angka kemiskinan ini pekerjaan yang sangat berat dan karena semua pihak berkolaborasi.

“Ini kerja semua pihak, bukan hanya pekerjaan pemerintah saja. Menurunkan angka kemiskinan ini pekerjaan yang amat berat,” tegasnya seraya mengatakan jika saat ini Loteng berada di posisi tiga dari kabupaten/kota di NTB. |df

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *