LOMBOK TENGAH – Tahun ini UPTD Puskesmas Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) berhasil menekan angka stunting dengan capaian 12,7 persen. Dimana, pada tahun 2022 lalu, angka stunting di wilayah binaannya mencapai 31,9 persen. Demikian diungkapkan Plt. Kepala Puskesmas Mangkung, dr. H. Nasrullah, kemarin.
Dikatakannya, capaian tersebut tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh PKM Mangkung. Seperti kampanye dan sosialisasi stunting bagi masyarakat, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil (bumil), serta peningkatan pola konsumsi hewani, seperti susu, telur, ikan dan ayam.
Baca juga : Pembangunan Kereta Gantung Rinjani Diduga Belum Kantongi Amdal
“Protein hewani penting untuk mencegah stunting. Karena mengandung asam amino esensial yang lengkap dan berkualitas tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” terangnya.
“Setelah bayi berusia 6 bulan harus rajin melakukan pengukuran. Karena selain ASI eksklusif, bayi juga butuh tambahan asupan protein hewani sejak sebelum hingga setelah lahir,” sambung Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) pada Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng ini.
Ia menjelaskan, ada beberapa faktor penyumbang angka stunting di tengah masyarakat. Diantaranya, minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala stunting. Kemudian masyarakat masih lebih memprioritaskan kebutuhan lain dibandingkan dengan kebutuhan makanan pokok kaya protein.
Baca juga : Terkendala Lahan, Pembangunan Rumah Sakit Kopang Belum Bisa Direalisasi
Tidak hanya itu, di lapangan masih banyak ditemukan anak-anak yang diasuh oleh neneknya. Hal ini terjadi karena sebagian besar mereka ditinggal merantau oleh orang tua. Atas dasar itulah, pihaknya terus aktif turun melakukan pendampingan di tengah masyarakat.
“Penekanan stunting ini perlu dukungan dari semua pihak sesuai perannya masing-masing, khususnya para orang tua. Kami targetkan di tahun 2024 mendatang PKM Mangkung sudah bebas dari stunting,” pungkasnya. (red)