LOMBOK TENGAH – Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-alun Tastura Praya Lombok Tengah (Loteng) melakukan aksi hearing ke Pendopo wakil bupati setempat. Hal itu buntut dari penolakan terhadap relokasi PKL ke lapangan Bundar Praya. Sebab, mereka menilai sejauh ini belum ada sosialiasi dari pemerintah daerah terkait renovasi dan relokasi tempat mereka berjualan.
“Kami menolak untuk direlokasi ke Lapangan Bundar Praya,” kata salah satu perwakilan PKL, Niluh Mariani di hadapan Wakil Bupati, HM. Nursiah, Selasa (06/08/2024).
Selain tidak adanya sosialisasi dari pemerintah daerah, mereka juga mengaku resah terkait adanya informasi jika tidak dapat kembali berjualan di tempat semula pasca direnovasi. Sebab, informasinya tempat itu akan diisi oleh pelaku UMKM yang terdaftar di kegiatan car free night.
Menurutnya, sekitar 80 PKL yang menggantungkan nasibnya di Lapangan Muhajirin. Mereka menuntut kepastian dari pemerintah daerah terkait relokasi tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga meminta agar pemerintah bisa memprioritaskan PKL untuk tetap berjualan di lokasi semula.
“Kedatangan kami untuk meminta kepastian pemerintah. Tentunya dengan surat perjanjian, agar kami tetap bisa berdagang disitu,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Loteng, HM. Nursiah mengaku jika pihaknya akan membahas terlebih dahulu dengan dinas terkait, guna mencari solusi terkait persoalan PKL itu.
“Malam ini kami akan bahas dengan dinas terkait. Semoga ada solusi yang baik,” ujarnya.
Dalam hal ini, kata Nursiah, pihaknya tentu ingin menetapkan kebijakan yang tepat untuk pengelolaan Alun -Alun Tastura. Termasuk nasib PKL yang berjualan setiap hari disana.
“Tetap kita akan memberikan kebijakan yang tepat untuk para PKL ini,” tandasnya.
Sebelumnya, Bupati Loteng, HL Pathul Bahri menyampaikan, pengerjaan penataan untuk Alun-Alun Tastura Praya sebagai taman kota harus mulai dikerjakan pada minggu-minggu ini. Mengingat proses lelang untuk pengerjaan tersebut sudah tuntas.
“Minggu ini sudah harus mulai dikerjakan oleh pemenang tender. Anggaran untuk pengerjaan taman kota ini mencapai Rp 3 miliar,” pungkasnya. |df