LOMBOK TENGAH – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Lombok Tengah (Loteng) melakukan pemilahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Pengengat Kecamatan Pujut. Pemilahan sampah itu dilakukan menggunakan sistem timbunan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya potensi kebakaran saat musim kemarau.
“Sampah yang di buang di TPA itu langsung ditimbun menggunakan tanah. Tujuannya untuk mengantisipasi kebakaran di musim kemarau,” kata Kepala Dinas LHK Loteng, Lalu Sarkin Junaidi, kemarin.
Dijelaskannya, jumlah sampah per hari yang diangkut ke TPA Pengengat mencapai 50 ton per hari. Di mana, pengangkutan sampah tersebut menggunakan 20 unit armada. Pihaknya mengaku terkendala menangani sampah itu, lantaran minimnya armada. Disatu sisi, jarak tempuh ke TPA cukup jauh dari kota.
“Banyak kendala yang kami alami dalam mengatasi sampah ini. Salah satunya adalah kendaraan pengangkut yang masih terbilang minim,” terangnya.
Menurutnya, untuk mengatasi persoalan sampah ini memerlukan peran dari semua pihak. Salah satunya adalah peran dari masyarakat maupun desa untuk memberdayakan masyarakat untuk memilah sampah dari rumah. Kemudian membuat bank sampah, kampung organik, serta mendaur ulang sampah yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, membangun TPS 3R di semua desa.
“Harus ada program sekolah sampah yang dilakukan setiap tahun. Program ini memberi edukasi kepada masyarakat cara memilah sampah dari rumah, pelatihan olah sampah, pelatihan daur ulang dan lainnya,” tandanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Loteng, HM. Nursiah menyatakan, persoalan sampah ini harus menjadi perhatian semua pihak. Terutama bagi pemerintah desa. Sebab, masih banyak sampah-sampah yang berserakan di tengah lingkungan masyarakat.
“Saat ini Loteng sudah jadi sorotan dunia, setelah keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Sirkuit MotoGP. Jadi, sampah ini menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani,” pungkasnya. |df